Kaset
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Luka Episiotomi di BPM Nurhayati Tahun 2020
ABSTRAK
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu
terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian terjadi pada 24 jam
pertama setelah melahirkan, disebabkan oleh adanya komplikasi pada masa nifas
(Walyani, 2015). Faktor jalan lahir mempunyai peranan penting sebelum maupun
sesudah proses persalinan. Pada beberapa kasus ruptur menjadi lebih berat, vagina
mengalami laserasi dan perineum sering robek terutama pada primigravida, ruptur
dapat terjadi secara spontan selama persalinan pervaginam (Savitri dkk, 2015).
Tujuan penelitian memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Luka
Episiotomi di BPM Nurhayati tahun 2020. Laporan kasus pada studi kasus ini
menggunakan metode studi penelaahan kasus (case study) yang terdiri dari unit
tunggal. Hasilnya setiap kunjungan selalu mengalami kemajuan, pada hari
pertama ibu merasakan nyeri dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka jahitan.
Pada hari kedua ibu masih merasakan nyeri dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada
luka jahitan. Pada hari ketiga ibu sudah mulai tidak merasakan nyeri lagi dan tidak
ada tanda-tanda infeksi pada luka jahitan. Pada hari keempat ibu sudah tidak
merasakan nyeri lagi dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka jahitan.
Kesimpulannya ibu G0P1A0H1 mengalami perubahan yang baik dari hari kehari,
dinilai dari hari pertama hingga hari keempat. Dengan demikian asuhan yang
diberikan pada pasien tersebut terlaksana dengan baik. Diharapkan kepada ibu
masa nifas untuk meningkatkan kondisi fisik, psikis, serta personal hygiene untuk
menghindari komplikasi yang berat dalam masa nifas khusunya ibu nifas dengan
luka episiotomi.
Kata Kunci : Ibu Nifas, Luka Episiotomi
S001329 | 04 20-06 | Tersedia - Indonesia |
Tidak tersedia versi lain