Kaset
Hubungan Hiperemesis Gravidarum dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD Bangkinang Tahun 2019
HUBUNGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN BERAT BADAN
LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD BANGKINANG TAHUN 2019
xi + 55 Halaman + 7 Tabel + 4 Skema + 6 Lampiran
ABSTRAK
Penyebab kematian pada bayi baru lahir di Indonesia disebabkan oleh BBLR
sebanyak 49,6%. Di provinsi Riau proporsi penyebab kematian bayi terbanyak
disebabkan oleh Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu 126 kasus. Di RSUD
Bangkinang 10 penyakit terbanyak di ruang NICU kasus BBLR menempati urutan
pertama yaitu 51 (26,9%). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan
hiperemesis gravidarum dengan Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Bangkinang
tahun 2019. Jenis penelitian yang digunakan yaitu analitik kuantitatif dengan
pendekatan case control menggunakan data sekunder. Populasinya seluruh bayi
lahir cukup bulan dengan berat badan lahir rendah. Sampel kasus diambil
menggunakan teknik total sampling dan sampel kontrol menggunakan teknik
perbandingan 1:1 dengan jumlah 34 responden kasus dan 34 responden kontrol.
Analisa data penelitian ini adalah univariat dan bivariat dengan menggunakan uji
chi square. Hasil penelitian ini yaitu variabel anemia dengan nilai P-value =
0,008. Berdasarkan hasil penelitian bahwa hipereesis gravidarum memiliki
hubungan dengan Berat Badan Lahir Rendah. Diharapkan kepada petugas
kesehatan khususnya bidan agar dapat melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu
hamil tentang hiperemesis gravidarum serta faktor risiko terjadinya BBLR, bidan
harus mampu mengatasi keluhan ibu hamil yang menderita HEG agar dapat di
tangani dengan segera sehingga kebutuhan gizi ibu hamil tidak terganggu serta
bida juga harus dapat mengatasi kejadian bayi dengan berat lahir rendah guna
menurunkan angka kematian bayi yang disebabkan oleh BBLR.
S001292 | 05 20-102 | Tersedia - Indonesia |
Tidak tersedia versi lain